Rasanya hampir mustahil untuk mengatakan apa yang terjadi ada penerbangan Malaysia Airlines MH370 sampai sisa-sisa pesawat, Flight Data Recorder dan Cockpit Voice Recorder bersama data lainnya ditemukan dan dianalisa oleh penyidik.
Yang bisa kita lakukan hanyalah menyimpulkan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui mengenai nasib Boeing 777 9M-MRO yang terbang dari Kuala Lumpur menuju ke Beijing pada 8 Maret 2014.
Fakta
Malaysia Airlines penerbangan MH370 menghilang dari radar sekitar 40 menit setelah lepas landas dari Kuala Lumpur. Menurut data ADS-B, pesawat berbadan besar ini sedang terbang di ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan 471 knot. Data ADS-B yang terakhir dari pesawat itu diterima pada 17:21:03 UTC/GMT.
Cuaca cukup baik bahkan bisa dikatakan hampir sempurna, dan tidak ada turbulensi yang dilaporkan sebelum pesawat itu hilang.
Lokasi MH370 terakhir yang terlacak oleh FlightRadar adalah Lat: 6.97 Lon: 103.63.
Cakupan radar FR24 cukup baik di area tersebut sampai dengan 30.000 kaki: di bawah itu, pesawat tidak terlacak oleh stasiun penerima radar.
Apa yang terjadi setelah 17:21:03 UTC/GMT?
ADS-B Transponder mengirimkan data dua kali perdetik, namun sampel data FlightRadar24.com (kecepatan, posisi, ketinggian) setiap 10-60 detik, tergantung pada ketinggian: Data MH370 dikumpulkan setiap setengah menit selama 10 menit terakhir.
Jadi stasiun penerima, seharusnya mengumpulkan dan menyimpan data dari MH370 sekitar 17:21:33 UTC/GMT. Karena tidak ada data yang disimpan setelah 17:21:03 UTC/GMT maka ada tiga kemungkinan:
a). Pesawat hancur di udara.
b). Pesawat jatuh lebih dari 5.000 kaki atau lebih dalam 30 detik (dari 35.000 ke 30.000 dimana seperti yang dikatakan, ketinggian itu tidak terlihat oleh radar), atau menukik curam yang sama dengan 10.000 kaki permenit atau lebih.
c). ADS-B Transponder pada pesawat mati atau gagal.
Yang kita tidak ketahui
Karena belum ada puing-puing yang ditemukan, kita tidak tahu apa yang terjadi pada MH370. Meskipun kemungkinan terbesarnya adalah pesawat itu jatuh, namun kita tidak bisa yakin 100%. Seperti yang diketahui, mungkin akan diperlukan waktu beberapa hari atau minggu untuk menemukan puing-puingnya di laut, atau bahkan hingga hitungan bulan untuk melakukan proses recovery pesawat itu dari laut (meskipun Teluk Thailand tidak sedalam Samudera Atlantik dan proses recovery akan lebih cepat dibandingkan dengan AF447 yang jatuh pada tahun 2009).
Juga masih sulit untuk mengatakan apakah kedua penumpang yang menggunakan paspor curian berperan aktif dalam hilangnya MH370.
Beberapa teori pun muncul
- Structural collapse: Pesawat itu terbang pada ketinggian jelajah dan tidak ada turbulensi yang dilaporkan. Jadi kemungkinannya sangat kecil meskipun tetap ada.
- Pembajakan yang tidak sesuai rencana: mungkin karena ketegangan atau pertarungan di kokpit membuat pesawat tidak terkendali. Selain itu, seperti yang terjadi pada penerbangan Ethiopia baru-baru ini, pesawat bisa saja dibajak oleh pilot dan kopilotnya. Meskipun ada kemungkinannya, tapi tuduhan ini tidak pantas dilontarkan.
- Serangan teroris: kemungkinan sangat kecil meskipun tetap ada.
- Bunuh diri: tidak mungkin, pelaku bunuh diri selalu meninggalkan pesan tersurat atau tersirat.
- Bom meledak: seseorang didalam pesawat membawa bom ke China, tetapi ternyata bom meledak sudah meledak di dalam pesawat.
- Kegagalan sistem: bencana kegagalan pada setiap sistem onboard biasanya memaksa awak untuk turun dengan curam, namun ternyata pesawat menjadi tak terkendali.
- Tabrakan udara dengan pesawat lain: Pada ketinggian 35.000 kaki kedua pesawat berada masih berada di dalam pantauan radar dan ini diketahui, kecuali jika pesawat yang satunya lagi adalah jenis pesawat militer siluman (anti radar). Walau teori ini sedikit lucu, tapi kemungkinan tetap ada.
- Rudal: ditembakkan dari kapal atau pesawat lain, sengaja atau tidak sengaja.
Fakta dan teori dikumpulkan dari berbagai artileri.org